Senin malam lalu aku pulang dari sebuah acara tidak terlalu malam. Jam ditanganku masih menunjukkan pukul 20.45 dan masih banyak lalu lalang orang dalam perjalananku pulang. Setibanya di Halte Pesakih aku turun melompat pintu darurat halte dan segera menyusuri tepi jalan besar untuk masuk ke kawasan tempat tinggalku. Seorang pria setengah baya membawa bungkusan plastik berjalan ke arahku dan ketika kami berpapasan ia berkata sesuatu yang tidak jelas padaku. Hanya kata ".....sayang" yang sempat aku dengar.
Terkejut mendengar kata dan tatapan laki-laki setengah baya itu, aku menengok ke arahnya dan berhenti melangkah. Satu kebiasaan bodohku ketika diperlakukan tidak menyenangkan oleh laki-laki adalah berhenti dan memandangnya dengan tajam. Dan, itulah yang aku lakukan malam itu. Aku putar badanku 90 derajat dan menatap tajam laki-laki itu berlalu.
Ia menyadarinya, awalnya ia hanya tersenyum. Tertawa kecil sambil terus melangkah. Lama-lama, karena aku terus saja menatapnya tajam ia mulai bertingkah aneh. Langkahnya melambat, sesekali ia berhenti dan berkata "Apa lo!". Setelah beberapa kali mengucapkan kalimat yang dengan jelas bisa aku baca dari jauh itu, laki-laki itu mulai melakukan hal tolol lainnya. Ia berhenti dan melakukan gerakan seolah ia akan mengambil batu dan melemparkannya padaku.
Hah!!!!
Anyway, I started to think of having a thing that will help defensing myself in danger that night. It could be a small folded knife or a pepper spray. It was not a nice experience that night. I blamed myself for having that bad habit stopping and starring at those annoying men but I just could not stop doing it. Its annoying!!
No comments:
Post a Comment