Thursday, July 10, 2008

Sepeda Baru Shima


Kamis 10 Juli, adalah hari yang membahagiakan bagi Shima. Keponakanku yang pertama dan tomboy ini. Setelah sekian lama merengek, merajuk, menagih janji dan meneriakkan keinginannya punya sepeda, Shima punya sepeda baru

Siang itu seperti biasa, Bapak Shima (selanjutnya akan ditulis "Bapak" saja) pulang ke rumah dari kantor untuk makan siang. Setelah makan siang, Bapak memanggil Shima. Opo?", sahutnya tanpa semangat seperti biasa. Biasa, keinginannya untuk punya sepeda baru sejak liburan akhir tahun ajaran Juni lalu belum kesampaian. Padahal seringkali dia menyaksikan teman-teman di kampung bersepeda riang gembira untuk mengisi liburan. Shima juga ingin turut serta. Pelan Shima mendekati Bapak diruang makan. "Ikut yuk" kata Bapak. "Nang ngendi to pak?" jawab Shima. "Mau ikut atau nggak?" jawab Bapak tanpa menjawab pertanyaan Shima

Akhirnya Shima ikut Bapak, naik sepeda motor menuju ke sebuah tempat yang dia belum tahu. Senyumnya mulai tersimpul ketika sepeda motor Bapak berhenti didepan toko sepeda di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta. "Arep tumbas sepeda po pak?" tanya Shima memastikan. "Heeh" jawab Bapak singkat.

Dengan gaya malu-malu, Shima berjalan diantara sepeda-sepeda berukuran kecil yang berjajar di dalam toko sepeda. Ada sepeda berwarna merah jambu, hitam, dan warna-warni lain. Ada sepeda BMX, federal dan sepeda mini dengan uraian pita warna-warni di ujung pegangan tangannya. Semua disentuh, dilihat. Bapak hanya tersenyum di sebuah sudut toko memperhatikannya. Ketika langkahnya terhenti lama pada satu sepeda, dilihatnya Bapak; meminta persetujuan atau pertimbangan. "Terserah mbak Shima pengen e sing ndi."jawab Bapak.

Tiga puluh menit berlalu, lalu, sebuah sepeda federal merek Hunter berwarna biru tua terlihat. Shima mendekat dan menatap Bapak dengan pandangan yakin. "Shima pengen kuwi?" tanya Bapak dan dia mengangguk tersenyum malu.

Sepuluh menit kemudian, setelah diseberangkan oleh Bapak, Shima pulang kerumah dengan kayuhan mantap pada sepeda barunya, bentangan rambut kriwil dan senyuman lebar menuju rumah. Bapak mengikuti dengan sepeda motornya dari belakang. Siirrr...Cihuiii...

Sesampainya dirumah dicarinya Eyang Putri. Lalu, "Yang, sepedaku anyar lho" teriaknya dari halaman rumah, sambil terus mengayuh sepeda barunya. Eyang keluar rumah dan tersenyum. Tampak giginya yang tinggal satu dua. "Pak, aku pit-pitan yo" teriaknya lagi. Lalu keluar halaman rumah, mengelilingi jalanan dalam kampung. Seluruh isi rumah berteriak kompak.."Nggayaaa..".Namun Shima sudah hilang dari pandangan dengan sepeda barunya.

No comments: